Selasa, 24 April 2012

Ngaji ke Pak Wamen ESDM


Sabtu 21 April 2012 Indonesia sempat dikejutkan berita meninggalnya Wakil Menteri ESDM, Prof. Dr. Widjajono Partowidagdo, saat mendaki Gunung Tambora, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat,. Sebelum meninggal Almarhum sempat mengirimkan tulisan terakhirnya yang dikirim ke mailing list Ikatan Alumni ITB. Yang diantaranya berbunyi :
“Kalau kita menyayangi orang-orang yang kita pimpin, Insya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang akan menunjukkan cara untuk membuat mereka dan kita lebih baik. Tuhan itu Maha Pencipta, segala kehendak-Nya terjadi.”
Sebuah penggalan pesan dari Almarhum yang mengandung makna begitu mendalam, terutama bagi seorang pemimpin. Almarhum yang merupakan Guru Besar ITB, Wakil Menteri dan Petualang Ulung sangat peka akan kondisi pemimpin saat ini.
Pesan yang beliau tujukan untuk pemimpin agar menyayangi yang dipimpin rasanya sangat tepat menggambarkan kondisi saat ini yang sudah melupakan makna rasa sayang seorang pemimpin. Terkadang kasih sayang yang dimunculkan adalah sebuah kasih sayang semu yang dilandasi kepentingan pribadi dan cenderung akan menjerumuskan yang dipimpin. Bahkan untuk sebuah kasih sayang semu itu terkadang harus melanggar tata aturan yang sudah di buat walaupun itu prinsip.
Memang luar biasa pandangan Prof. Wid ini tentang seorang pemimpin. Saya pun membaca pesan beliau seakan-akan mengaji langsung tentang BAB KEPEMIMPINAN. Bukan sekedar kepemimpinan biasa, tapi juga ada hakikat hak dan kewajiban yang bersangkut paut dengan Allah SWT sebagai sang pencipta, sebagaimana potongan pesan beliau diatas.
Di tengah asyiknya ngaji ulasan beliau ini, BBM dan notification FB saya tak henti-hentinya berbunyi.. Rupanya Kakak-Kakak sedang meributkan hasil Sidang Paripurna Nasional (SIDPARNAS) yang akhirnya “melegalkan” Ketua DKN tetap menjabat sampai selesai Raimuna Nasional. Walaupun usianya melebihi batas usia Pandega. Hm… Tiba-tiba SMS pun masuk ke HP saya yang berbunyi “Kakak, kalau ketua DKN saja bisa berusia lebih dan Kwarnas mengijinkan. Berarti jika DKC kami mengikuti semacam itu sah-sah saja kan?” sebuah sms dari salah satu DKC di Jawa Timur yang merespon hebohnya pembahasan di Siparnas. Wah efek dominonya hasil siparnas mulai kerasa nih. Ini masih satu DKC bagaimana kalau nantinya seluruh DKC? Ini sama aja mementingkan kepentingan sesaat (Raimuna Nasional) dengan kepentingan jangka panjang (Pembinaan Tegak Dega)
Yang jelas.. perlulah rasanya semuanya ikut mengaji ke Prof. Widjajono Partowidagdo Sang Guru Besar dan Wamen ESDM ini. Biar nantinya bisa paham bagaimana pemimpin menyayangi yang dipimpin. Khususnya adek-adek di DKN butuh banget ngaji pembahasan Prof. Wid. Biar lebih paham makna pemimpin. Kalau masih belum paham mengaji lewat tulisan Prof. Wid, adek-adek DKN bisa menemui dan mengaji langsung ke Prof. Wid . hehe… Wallahu a’lamu bishshowab.
Selamat Jalan Prof. Dr. Widjajono Partowidagdo, Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar