Rabu, 15 Januari 2014

Perilaku Menolong, Prosocial dan Altruisme

“Rela menolong dan tabah” begitu bunyi Dasa Darma Pramuka ke lima yang menjelaskan sikap moral yang harus dimiliki oleh anggota Pramuka untuk bisa menolong orang lain. Sikap moral untuk menolong dan berbakti kepada orang lain bagi anggota Pramuka juga diperkuat dengan ucapan janji pramuka Tri Satya yang berbunyi “menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat” (untuk tingkatan penggalang) “menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat” (untuk tingkatan penegak, pandega dan anggota dewasa). Pramuka yang keberadaannya sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat, memang sudah sepantasnya menjadi motor penggerak dalam upaya menolong dan membangun masyarakat.

Dalam ruang lingkup psikologi, terdapat beberapa istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku menolong atau memberikan bantuan kepada orang lain. Beberapa istilah tersebut adalah (1) Helping Behavior, merupakan tindakan menolong yang dilakukan secara terus menerus atau berulang-ulang sehingga membentuk perilaku. Contoh : pendonor darah melakukan donor tidak hanya sekali tapi berulang-ulang. (2) Prosocial Behavior, merupakan keseluruhan aksi yang bermanfaat dan memiliki konsekuensi sosial yang positif, dilakukan seseorang terhadap masyarakat. Contoh: sumbangan amal, kerjasama, sukarelawan, intervensi ketika dalam keadaan darurat, dan sebagainya. (3) Altruisme, yaitu aksi yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain secara sukarela dengan maksud menolong tanpa mengharapkan keuntungan kecuali kepuasan batin karena telah melakukan perbuatan terpuji.
Selanjutnya, jika kita melihat motivasi seseorang untuk menolong atau memberikan pertolongan kepada orang lain, terdapat beberapa penjelasan yang dapat dipaparkan. Orang cenderung akan membantu karena ada harapan perolehan material, kepuasan dari kebutuhan individu, dan lain sebagainya. Disamping itu, seseorang sering menolak untuk menolong jika mengeluarkan banyak biaya. Namun, hal yang berbeda ditunjukkan dengan sikap altruisme. Sikap altruistik sering didasari munculnya perasaan empati wujud respon dari kesusahan orang lain tanpa mengharapkan balasan. Disinilah letak keikhlasan seseorang dalam menolong atau membantu orang lain berada.
 Selain motivasi, suasana hati seseorang juga mempengaruhi perilaku menolong atau membantu orang lain. Ketika seseorang berada pada suasana hati yang menyenangkan, kecenderungan untuk menolong orang lain akan lebih besar. Sebaliknya jika suasana hati kacau/buruk maka minat untuk menolong orang lain akan menurun, namun jika tetap menolong biasanya dengan sikap yang menyolok motif egois, bukan altruisme. (zs)


* Tulisan ini dimuat di Majalah Genderang edisi September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar