Pada
saat pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab r.a. (tepatnya tahun 682 Masehi) dimana
Negara Islam semakin luas, timbullah permasalahan dalam administrasi surat yang
dikirimkan Khalifah kepada para Gubernur Islam. Sumber keterangan Al-Baruni menyatakan bahwa Khalifah Umar
menerima surat dari Gubernur Basrah yang isinya menyatakan ”Kami telah banyak menerima surat dari Amirul Mukminin, dan kami tidak
tahu mana yang harus dilaksanakan terlebih dahulu, dan kami telah membaca
agenda kegiatan yang bertanggal Sya’ban, tapi kami tidak tahu persis Sya’ban
mana yang dimaksud, apakah Sya’ban tahun ini atau Sya’ban tahun depan yang
dimaksud”. Rupanya surat dari Abu Musa Al-Asy’ari ini diterima Khalifah sebagai suatu permasalahan yang sangat
urgen, perlu segera dibuat suatu ketetepan penanggalan yang seragam yang
dipergunakan sebagai keperluan admisistrasi dan keperluan kaum muslimin lainnya.
Memang pada saat itu belum ada tahun khusus
yang dimiliki oleh kaum muslimin, mereka menggunakan tanda-tanda tersendiri dan
berbeda satu dengan lainnya untuk menandakan tahun. Ada yang memakai tahun
gajah, dimana pada tahun itu terjadi penyerangan dari balatentara Abrahah dari
negeri Yanan untuk menyerang Ka’bah, yang kemudian niatnya digagalkan Allah
Yang Maha Esa. dan di tahun itu pula lahirnya nabi Muhammad SAW. Ada
juga yang menggunakan patokan ketika kaum muslimin memenangai peperangan
sebagai awal tahun. Perbedaan-perbedaan ini pula yang akhirnya menjadi pemikiran
bagi Khalifah Umar bin Khattab r.a.
Maka
Khalifah Umar bin Khattab r.a. memanggil para sahabat yaitu Utsman bin Affan r.a., Ali bin Abi Thalib
r.a., Abdurrahman bin Auf r.a., Sa’ad bin Abi Waqqas r.a., Zubair bin Awwam
r.a., dan Thalhan bin Ubaidillah r.a. untuk merumuskan satu sistem
penanggalan yang akan dipakai oleh kaum muslimin. Mereka pun bermusyawarah
menentukan awal penghitungan kalender Islam. Terdapat beberapa usulan dari para
sahabat untuk mengawali perhitungan awal tahun, diantaranya memakai tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW atau memakai tahun kematian
beliau, ataukah saat Nabi diangkat
menjadi Rasul atau turunnya Al Qur'an, ataukah saat kemenangan kaum muslimin
dalam peperangan. Akhirnya pilihan para sahabat jatuh pada tahun di mana terjadi peristiwa Hijrah
Nabi Muhammad SAW dan para sahabat Karena itulah, kalender Islam biasa dikenal
juga sebagai kalender hijriyah.
Pemilihan peristiwa
Hijrah sebagai tonggak awal kalender Islam memiliki makna yang amat dalam. Diantara
makna tersebut adalah (1) Makna
Ijtimaiyah (Sosial), Peristiwa
hijrah merupakan peristiwa besar yang dilakukan kaum muslimin. Peristiwa ini
dilakukan secara bersama-sama, tidak sebatas Rasulullah SAW yang melakukan.
Oleh karena itu terdapat makna sosial yang sangat besar dalam peristiwa ini. (2) Makna Perubahan, Peristiwa Hijrah
Rasulullah dan para sahabat dari Mekah menuju Yastrib tidak lain juga untuk
melaksanakan perubahan, perubahan kearah yang lebih baik. Makna selanjutnya
dari peristiwa hijrah adalah (3) Makna
Pengorbanan, dimana kaum muslimin mengorbankan seluruh harta bendanya,
meninggalkan harta benda dan keluarganya untuk mempertahankan keimanan.
Hari ini kita memasuki
akhir tahun 1433 Hijriah dan beberapa jam lagi kita akan memasuki tahun 1434
Hijriah. Momentum perubahan tahun ini sudah sepantasnya kita jadikan untuk ber-muhasabah,
mengoreksi diri kita tentang sikap dan tindakan kita selama 1 tahun yang
lalu dan memperbaikinya di tahun yang akan kita lalui kedepan. Setidaknya tiga
makna hijrah yang telah dipaparkan diatas bisa menjadikan pijakan kita dalam
ber-muhasabah. Bagaimana sikap sosial
kita dalam satu tahun kemarin, sudahkah kita berbuat baik terhadap sesama tanpa
adanya prasangka buruk atau kita masih menanggung haqqul adami ?. Selanjutnya
sudahkah kita berubah ke arah yang lebih baik?sikap kita?atau bahkan ibadah
kita? Ataukah malah lebih buruk dari tahun kemarin. dan sejauh apa pengorbanan
kita untuk kepentingan agama?untuk kemajuan Islam?
Selamat
bermuhasabah… Semoga kita termasuk orang yang beruntung
Selamat Tahun Baru
Hijriah 1434 H
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar