“
mama, kucing garong itu apa sih?”
tanya anak berusia 6 tahun kepada ibunya, sang ibupun kebingungan menjawab
pertanyaan anak tersebut. Maklum hampir disemua tempat lagu tentang kucing
garong ini menggema begitu dahsyat. Lagu yang belum pantas dikonsumsi oleh
anak-anak tersebut bahkan sampai dihafalkan oleh anak karena terlalu seringnya
lingkungan anak mendukung hal tersebut. Cobalah anak-anak diminta menyanyikan lagu
kucing garong, keong racun, tokek belang, cinta satu malam atau lagu-lagu
bernuansa dewasa yang kesemuanya sangat tidak tepat bagi perkembangannya,
mereka akan lantang menyanyikannya dan hafal diluar kepala. Miris memang, namun
keadaan ini juga disebabkan minimnya lagu-lagu anak yang sesuai dengan tahapan
perkembangan anak. Di awal tahun 90-an masih ada artis cilik seperti Joshua,
Eno Lerian, Cikita Meydi dll yang menyanyikan lagu-lagu yang sesuai dengan
perkembangan anak dan mengandung nilai edukasi bagi anak. Saat ini selain
memang minim lagu anak, artis anak pun minim. Bahkan artis yang berusia
anak-anak seperti Coboy Junior-pun menyanyikan lagu bernuansa dewasa.
Musik dan lagu memang membawa manfaat
positif bagi anak, minimal ada tiga hal positif yang bisa diraih denga
menstimulasi musik atau lagu pada anak. yaitu (1) Meningkatkan IQ, musik dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak. Dr Kuei Pin Yeo, orang Indonesia pertama yang berhasil meraih
gelar Doctor dalam bidang seni permainan piano dari Manhattan School of Music,
New York menjelaskan bahwa mengenalkan musik pada anak sebaiknya dilakukan
sejak dini, karena peran musik sangat besar dalam menstimulasi pertumbuhan
jaringan sel otak anak. (2) Musik/lagu membantu anak untuk
peka terhadap lingkungan, anak akan lebih memahami lingkungannya dengan music dan
lirik lagu yang ada, hal ini akan membantu anak untuk lebih peka terhadap
lingkungan. Selanjutnya manfaat music yang (3) meningkatkan percaya diri dan
kreativitas anak, kepercayaan diri anak akan meningkat dengan stimulasi music dan
lagu, menumbuhkan kebanggaan yang ada pada dirinya dan kreativitasnya akan
muncul dengan mengekspresikannya.
Namun, semua hal positif tersebut bisa
didapat jika musik dan lagu yang disuguhkan kepada anak sesuai dengan tahapan
perkembangannya. Anak bukan miniatur orang dewasa yang bisa disamakan dengan
orang dewasa, mereka punya tahapan tersendiri yang patut kita pahami. Masa anak
juga merupakan masa golden age, masa
membangun pondasi bagi kehidupannya kelak. Untuk itu dibutuhkan musik dan lagu
yang memang mendukung dan sesuai bagi perkembangan anak. Bahasa yang digunakan
dalam lirik lagu mudah dimengerti oleh anak dan sesuai dengan bahasa anak,
lirik dalam lagu mengandung nilai positif bagi anak baik secara moral dan
pengetahuan.
Jika melihat kondisi saat ini yaitu
minimnya musik dan lagu untuk anak yang sesuai dengan tahapan perkembangannya, sulit
rasanya didapat nilai positif musik dan lagu bagi anak. Justru sebaliknya akan
menimbulkan nilai negatif musik dan lagu bagi anak. Untuk menyikapi hal
tersebut, apakah kita hanya pasrah dan berpangku tangan dengan mengorbankan
anak-anak kita? “Save Our Children” itu yang harus kita lakukan. Hal positif
yang dilakukan oleh Pondok Pesantren
Nasyrul Ulum Bagandan Pameksan dengan mengeluarkan album lagu anak-anak ini
perlu dicontoh. Dengan mengeluarkan judul album “Harmoni Dakwah” dan
dinyanyikan oleh anak-anak seakan menjadi oase dalam gurun pasir industri musik
yang kurang memperhatikan anak. Namun, jika membuat album anak sulit dilakukan
karena tidak semua orang bisa membuat, setidaknya mulailah mengontrol
lingkungan anak dengan cara menyuguhkan lagu-lagu yang sesuai dengan masa
perkembangannya. Mulailah mencari album lagu anak yang sesuai dan menyuguhkan
lagu tersebut pada anak, album lagu Nasyrul Ulum Junior yang dikeluarkan oleh
Pondok Pesantren Nasyrul Ulum juga sangat direkomendasikan untuk anda miliki. Album
yang dilepas kepasaran seharga sepuluh ribu rupiah perkeping VCD kiranya sangat
murah dibandingkan dengan mengorbankan masa depan anak dan tentunya sebagai
apresiasi atas adanya album lagu-lagu anak tersebut.
Let’s Save Our Children
Tidak ada komentar:
Posting Komentar