Lagi heboh
dan rame demonstrasi saudara-saudara muslim kita yang menentang dibuat dan diedarkannya
film “Inocence of Muslim” yang katanya melecehkan Rasulullah SAW. Ah.. apalagi ini??
Jelas ini menyakiti kita semua sebagai muslim. Lalu kita harus bagaimana??
Masih ingat
kisah Rasulullah dengan pengemis yahudi buta seperti berikut ini??
Di sudut
pasar Madinah Al Munawarah, ada seorang Yahudi yang buta. Hari demi hari
apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata “Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia
itu pembohong, dia itu tukang sihir. Apabila kalian mendekatinya, maka kalian
akan di pengaruhinya.”
Hampir
setiap pagi, Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa
berkata sepatah katapun Rasul menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis
itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang
bernama Muhammad.
Rasulullah
SAW melakukan hal itu hingga beliau menjelang wafat. Setelah Rasulullah wafat,
tak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi dan yang menyuapi orang
Yahudi yang buta itu.
Suatu
hari Abu Bakar ra berkunjung ke rumah anaknya (Aisyah). Beliau bertanya kepada
Aisyah: “Anakku, adakah sunnah Rasul yang belum aku kerjakan?”
. Aisyah menjawab pertanyaan ayahnya: “Wahai ayah, engkau adalah
seorang ahli sunnah saja. Hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali
satu sunnah saja“, ucap Aisyah.
“Apakah itu?” Tanya Abu Bakar. “Setiap pagi, Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan
membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana “, jawab Aisyah.
Keesokan
harinya, Abu Bakar pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada
pengemis itu. Abu Bakar mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu
kepadanya.
Ketika
Abu Bakar mulai menyuapinya, tiba-tiba pengemis itu marah sambil berteriak: “Siapa kamu…!!!” Abu Bakar menjawab: “Aku orang yang biasa“. “Bukan…!!! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku.”
sahut pengemis buta itu.
Lalu
pengemis itu melanjutkan bicaranya: “Apabila ia datang kepadaku,
tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang
biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya
makanan itu, baru setelah itu ia berikan makanan itu kepadaku.”
Abu
Bakar yang mendengar jawaban orang buta itu kemudian menangis sambil berkata: “Aku memang bukan yang biasa datang kepadamu. Aku adalah salah
seorang dari sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad,
Rasulullah SAW.”
Setelah
pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar, pengemis itu pun menangis dan kemudian
berkata “Benarkah demikian?”,tanya pengemis, kepalanya
tertunduk dan air matanya mulai menetes.
“Selama
ini aku selalu menghinanya dan memfitnahnya”,lanjutnya. Tetapi ia tidak pernah marah kepadaku, sedikitpun!”,ucap
sang pengemis Yahudi sambil menangis terisak.
“Ia
selalu mendatangiku, sambil menyuapiku dengan cara yang sangat lemah
lembut…” sambil
menahan kesedihan… namun akhirnya dia pun menangis.
Lalu
ditengah tangisannya, sang pengemis Yahudi itupun berteriak, “Ia begitu mulia… Ia begitu mulia…!!!” sambil
mendongakkan kepalanya kearah langit biru. Kedua tangannya dibuka lebar seperti
berdoa, dan kemudian kembali duduk simpuh.
Spontan,
mereka berpelukan. Mereka berdua larut dalam tangisan. Tangisan kehilangan
seseorang yang paling mulia sepanjang masa. Lalu sesaat mereka terdiam,
kemudian pengemis Yahudi buta itu meminta kepada Abu Bakar untuk menuntunnya
bersyahadat.
Pengemis
itupun bersyahadat… bersyahadat dihadapan Abu Bakar. Jadilah pengemis itu
seorang muslim yang berserah diri kepada Allah SWT.
Subhanallah…
Begitu mulianya Rasulullah SAW, yang walaupun beliau dicaci dan difitnah tetap
berperilaku baik terhadap pengemis tadi. Beliau benar-benar menunjukkan Islam
yang sebenarnya, yang membawa Rahmat bagi seluruh alam. Nah, bagaimana dengan
kita yang akhir-akhir ini marak dengan pemberitaan beredarnya film “Innocence
of Muslim” yang disebut-sebut menghina Nabi? Jelas kita sebagai muslim akan
sangat marah dan mengutuk dibuatnya dan beredarnya film tersebut. Namun, jangan
sampai kemarahan kita diekspresikan secara anarkis karena akan sangat tidak sesuai
dengan ajaran Islam. Islam itu tegas namun tidak anarkis dan tentunya Islam merupakan
kedamaian bagi semua. Wallahu a’lamu bishshowab….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar