Ketika Kak Zainudin Ghozali (Andalan Humas Kwarda Jatim) menawarkan kepada saya untuk menjadi Pimpinan Redaksi Majalah Genderang akhir 2011 lalu, tidak serta merta saya menjawab YA atau pun TIDAK. saya cuma bilang saya pikirkan dulu kira-kira bagaimana nantinya. Selama proses menyiapkan jawaban yang kira-kira tepat saya mulai menganalisis kenapa Majalah Genderang bisa tidak digandrungi Pramuka Jawa Timur, tidak seperti di tahun 1990an dimana Genderang benar-benar menjadi Favorit bacaan. Padahal Genderang ini merupakan corong untuk setiap kegiatan Kepramukaan di Jawa Timur. Tak ada gunanya membuat kegiatan semeriah dan semegah apapun kalau tidak diinfokan, jadinya orang-orang tetap menganggap pramuka sekedar itu-itu saja. ternyata ada beberapa penyebab yang bisa saya simpulkan :
- Muatan yang ada dalam Majalah Genderang tidak jelas segmen-nya untuk siapa. apakah itu untuk anggota muda atau anggota dewasa. ini yang akhirnya membuat gak jelas pula siapa yang mau membaca.
- Tidak ada Tim khusus yang menangani majalah Genderang, sehingga tidak ada yang fokus menangani majalah ini secara serius
- Pramuka Jawa Timur masih belum mempunyai "rasa memiliki" terhadap majalah Genderang ini terlihat dari sedikit 'cuek' mereka terhadap majalah Genderang.
Dari beberapa simpulan diatas, saya akhirnya tertantang untuk bisa berkecimpung langsung dan menerima tawaran Kak Zainuddin Ghozali. Akhirnya saya coba menerima tawarannya tetunya dengan beberapa syarat :
1. Saya tidak mau*bekerja dalam tekanan dan intervensi siapapun
Saya paling tidak suka bekerja dalam tekanan dan intervensi seseorang, serasa kurang bebas dan mengekang aspirasi saja. Syarat ini saya minta karena saya belajar dari pengalaman sebelumnya dimana Genderang sudah cetak sekian Ribu ekslempar tiba-tiba harus di potong beberapa halaman karena ada yang tidak sesuai dengan pemikirian pimpinan Kwartir Daerah. Itu tidak saya inginkan, kalau memang ada yang kurang sesuai di Majalah genderang, hendaknya dijawab dengan karya jurnalistik juga. tanpa memotong hasil kerja tim. saya pun tidak suka jika ada tekanan sebuah artikel harus dimuat, masalah dimuat atau tidak biarlah tim redaksi yang membicarakan. syarat ini rupanya disetujui oleh Kak Zainuddin Ghozali
2. Saya akan membentuk Tim Redaksi dengan Mayoritas diisi anggota Muda
Kalau Presiden Soekarno bisa berkata "Kumpulkan 10 orang pemuda, maka akan saya rubah dunia" Maka saya pun berkata "Kumpulkan beberapa pemuda, maka akan saya buat Tim Redaksi" dari pada mereka sibuk bikin Boyband dan Girl Band, kan lebih asyik masuk jadi redaksi Genderang.hehe.. Asyik rasanya ketika tim yang bekerja adalah anak muda. ada semangat, ada ide gila, dan tentunya ada nilai belajar. Alasan ini pun diterima oleh Kak Zainuddin Ghozali. Oleh Karena itu saya pun membentuk tim redaksi dari anggota muda dengan berbagai potensi yang mereka miliki. ada Lailatul Nikmah (Lala)dari Gudep Sby 622 yang kemampuan jurnalistiknya oke, ada Lino Meris dari Gudep Sby 611 yang kemampuan desain grafisnya juga oke, Lintang seorang kartunis dari gudep sby 493, Diana anggota DKD Jatim jurusan Bahasa Indonesia yang saya harapkan dalam hal editor, juga ada Rifan anggota DKD yang bisa dalam hal IT.
tim redaksi ini yang saya harapkan bisa menjadi motor bangkitnya genderang.
3. Setiap hal yang akan diterbitkan dalam Majalah Genderang, akan diputuskan dalam rapat Redaksi, Jadi tidak ada kesepakatan satu orang.
Bukan apa2.. sya cuma ingin menerapkan demokratisasi dalam majalah Genderang, tidak serta merta seseorang bisa berkuasa atas isi majalah tanpa terlebih dulu dirapatkan. akan terasa enak rasanya kalau kita rapatkan dulu. terasa tak ada beban. syarat ini pun disetujui oleh Kak Zainuddin Ghozali.
Oke deal... akhirnya saya terlibat langsung dalam Majalah Genderang sebagai Pimpinan Redaksi. saya awali dengan menentukan segmen majalah ini. Majalah Genderang akan mengambil segmen anggota muda Gerakan Pramuka. bukan tanpa alasan mengambil segmen anggota muda. karena anggota muda merupakan sasaran gerakan kita dan mayoritas anggota Gerakan Pramuka adalah anak muda. Jadi kita upayakan meminilisir konten-knnten yang berisi Pejabat dalam gerakan Pramuka. kita upayakan menonjolkan hal-hal yang lebih menambah wawasan bagi peserta didik secara positif.
Saat Majalah Genderang edisi Desember 2011 terbit (tentunya ini edisi pertama dalam kepemimpinan saya sebagai redaksi) kolom-kolom dalam majalah genderang pun sudah kami bagi sedemikian rupa, sehingga lebih mengena terhadap pembaca. kami menyadari masih banyak kekurangan dalam edisi tersebut. namun, juga ada pertanyaan kepada redaksi baik lewat FB, Email, SMS dan juga Telpon bahkan yang bertanyapun bukan cuma dari lingkup Jawa Timur, rekan2 di Jawa Tengah, Jogja dan Bali pun banyak yang bertanya seperti ini (1) Bagaimana Cara berlangganan Genderang? (2) Bagaimana kalau pasang iklan di Genderang, kira2 kena biaya berapa?
Pertanyaan tersebut saya anggap sebagai tantangan bagi saya dan tim saya. Memang sejauh ini saya menganggap Tim saya belum bekerja secara efektif, masih sering terlambat dalam pemberian naskah berita dan desain majalah. walaupun sistem sudah dibuat. Semoga kedepannya Tim Redaksi lebih tepat waktu lagi. namun, pertanyaan yang merupakan tantangan ini sampai Rapat Redaksi terakhirpun masih belum terpecahkan. Memang sempat terpikirkan untuk dibuat sistem berlangganan, agar Genderang sampai pada pembaca di tingkat Gugusdepan bukan cuma "ngendon" di tingkat cabang se-Jawa Timur. sempat berpikir juga untuk melibatkan DKC se-Jawa Timur sebagai agen. cuma semua kembali mandeg ketika ada yang menyatakan kalau pakai dana APBD tak boleh di buat sistem berlanggalan dan menarik sponsor. jiah... ini yang sampai sekarang menjadi penghambat.
Mulai penerbitan akhir 2011 yang lalu memang saya mencoba meng-internalisasi Genderang kepada pembaca. salah satunya dengan adanya kolom Dari sahabat dan problem kita yang mencoba interaktif dengan pembaca. bahkan dari situ ada usulan untuk membuka kolom CURHAT YUK yang nantinya diasuh oleh Psikolog Pramuka. membuat pramuka Jawa Timur merasa memiliki Genderang ini memang butuh kerja keras, beberapa waktu lalu saya sempat buka email Genderang ada kiriman artikel dari Faisol, DKC Kota Pasuruan. perlu dibuat Faisol-faisol baru dari tiap cabang. saya berpikir kalau minimal 1 orang saja dalam 1 kwartir mengirimkan artikel dalam 1 bulan, maka betapa sangat membantu bagi redaksi karena akan ada 38 artikel yang akan dipilih. Jadi redaksi tidak akan kehabisan bahan untuk penerbitan. Nah, alangkah lebih bagus lagi kalau yang mengirimkan itu lulusan pelatihan Jurnalistik yang sering diadakan Kwarda. selama ini belum tampak hasil jurnalistik didikan pelatihan yang diadakan kwarda mengirimkan karyanya. atau mungkin satu orang yang di Bidang Humas DKC bisa rutin tiap bulan mengirimkan berita kegiatan di cabangnya ke redaksi, wah bakalan keren tuh...
Banyak yang berharap Genderang bisa terbit setiap bulan, saya pun punya mimpi seperti itu. Mimpi saya malah Genderang bisa rutin terbit setiap bulan, menyebar sampai ke gugusdepan bahkan langsung ke peserta didik. sampai-sampai peserta didik akan merasa tidurnya tidak nyenyak sebelum baca Genderang. apakah mimpi ini akan jadi nyata? tentunya bisa asalkan kita berusaha bersama.bukan cuma saya, bukan cuma redaksi tapi dari sdluruh Pramuka di Jawa Timur.
Sengaja saya tulis apa yang ada dibenak saya ini supaya kakak-kakak merasa memiliki Genderang dan ikut memikirkannya. saya ingat pesan Kak Hudan Dardiri ketika memberikan wejangan kepada saya saat saya jadi Ka Sangker KPDK Jatim 2006 dulu
Jangan cuma sendirian mikirkan pramuka zam, pramuka itu bukan cuma milik kamu tapi milik semuanya.
Jadi saya ajak Kakak-Kakak memikirkan Genderang, karena Genderang milik kita semua ^_^
ZAMZAMI SABIQ
Pimred MAJALAH GENDERANG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar