Konflik
yang terjadi di Indonesia bermacam-macam bentuk dan penyebabnya. Berbagai
carapun ditempuh untuk bisa meredam atau menyelesaikannya. Baik dengan
pendekatan agama, pola asuh orang tua dan pendekatan keilmuan. Ahmad Mubarok
telah mengungkap bahwa masih terdapat peluang untuk mencari dan mengembangkan
alternatif ataupun solusi terhadap konflik dan tindak kekerasan di Indonesia,
Ia merujuk pada psikologi perdamaian sebagai pendekatan dalam menyelesaikan
konflik sosial sehingga tercipta masyarakat berkeadilan.
Bahkan
dalam Simposium Internasional Ke-10 Psikologi Perdamaian yang diselenggarakan
di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof Diane Bretherton dari Komite
Internasional Kajian Psikologi tentang Perdamaian (International Committee on
the Psychological Studies of Peace/CPSP) menyatakan pendidikan psikologi
perdamaian sangat penting untuk dimasukkan kurikulum, terutama di negara-negara
yang kerap terjadi konflik, termasuk di Indonesia. Pendidikan psikologi
perdamaian berguna untuk menghindari terjadinya kekerasan, menghadapi konflik,
membangun perdamaian, dan mempelajari nilai-nilai pihak lain.
Psikologi
sebagai pendekatan baru dalam penyelesaian konflik akan memiliki peran yang
signifikan dalam menciptakan perdamaian. Peranan psikologi terhadap resolusi
konflik akan memiliki tujuan jangka panjang karena penyelesaian yang dilakukan
lebih menekankan pada aspek-aspek psikologis yang dapat menimbulkan dan
menyebabkan seseorang berbuat agresif.
Dengan
pendekatan psikologi perdamaian dalam menyelesaian konflik (conflict
resolution) di Indonesia ini, maka solusi yang ditawarkan lebih bersahabat,
memiliki tujuan jangka panjang dan mengakar dimana perdamaian antara
pihak-pihak yang berkonflik diselesaikan secara adil tanpa kekerasan, tanpa
adanya rasa ditekan maupun menekan, rekonsiliasi, dan mencari sebab-sebab dan
akibat-akibat yang lebih dalam, bahkan pada tingkat kekerasan struktural sekalipun.
Teknik-teknik
psikologis seperti rasa empatik, proaktif, pemaafan, dll, akan berperan dalam
menyelesaikan konflik yang ada di Indonesia. Peranan psikologi perdamaian ini
harus dielaborasi sesuai dengan konteks sosial-budaya bangsa Indonesia dalam mencari
dan menyelesaikan konflik (conflict resolution). Pendekatan yang
dilakukan akan disesuaikan dengan karakter bangsa Indonesia, sehingga
pemecahannya pun akan berorientasi pada psikologis bangsa Indonesia (Indigenous
psychology oriented).
Implikasi psikologi perdamaian terhadap resolusi
konflik di Indonesia setidaknya akan berimplikasi positif pada penyelesaian konflik yang bersahabat,
kompromistis, mengutamakan pemaafan dari pada kesepakatan formal, memiliki dampak
perdamaian jangka panjang, dan sebagainya. (zs)*disadur dari beberapa sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar