Definisi Kepemimpinan
Terdapat beberapa definisi tentang
kepemimpinan dari beberapa tokoh, diantaranya adalah :
1. Kepemimpinan
adalah pengaruh antar pribadi, dalam
situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu
(Tannebaum, Weschler and Nassarik).
2.
Kepemimpinan
adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk
mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling).
3.
Kepemimpinan
adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai
tujuan organisasi. (George R. Terry)
4.
Kepemimpinan
adalah suatu proses yang
memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan
kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques).
Banyak definisi kepemimpinan yang
menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi
orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja
mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan
dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau
mendapatkan pengikut.
Tugas dan Peran Pemimpin
Menurut
James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1.
Pemimpin
bekerja dengan orang lain
2.
Pemimpin
adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan
3.
Pemimpin
menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
5. Pemimpin adalah
seorang mediator
6. Pemimpin adalah
politisi dan diplomat
7. Pemimpin membuat
keputusan yang sulit
Menurut
Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
1.
Peran
hubungan antar perorangan
2.
Peran
informal
3.
Peran
Pembuat keputusan,
Peran kepemimpinan dalam pengambilan keputusan
Kepemimpinan
seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap
pengambilan keputusan. Membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap
hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak
mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.
Dilain hal,
pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter bagi
seorang pemimpin. Oleh sebab itu, untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang
diambil bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang ditimbulkannya. Melainkan
melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya. Kegiatan pengambilan keputusan
merupakan salah satu bentuk kepemimpinan, sehingga:
1) Teori keputusan merupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis
situasi yang tidak pasti atau berisiko, dalam konteks ini keputusan lebih
bersifat perspektif daripada deskriptif
2) Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang manajer
memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser
jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data; manajer,
secara individual dan dalam tim, mengatur dan mengawasi informasi terutama
informasi bisnisnya
3) Pengambilan keputusan adalah proses memlih di antara alternatif-alternatif
tindakan untuk mengatasi masalah.
Dalam pelaksanaannya,
pengambilan keputusan dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu: proses dan gaya
pengambilan keputusan.
Proses pengambilan keputusan
Prosesnya dilakukan melalui beberapa tahapan seperti:
a)
Identifikasi masalah
b)
Mendefinisikan masalah
c)
Memformulasikan dan mengembangkan alternative
d)
Implementasi keputusan
e)
Evaluasi keputusan
Gaya pengambilan keputusan
Selain proses
pengambilan keputusan, terdapat juga gaya pengambilan keputusan. Gaya adalah learn
habit atau kebiasaan yang dipelajari.
Gaya pengambilan
keputusan merupakan kuadran yang dibatasi oleh dimensi:
1) Cara berpikir, terdiri dari:
a) Logis dan rasional; mengolah informasi secara serial
b) Intuitif dan kreatif; memahami sesuatu secara keseluruhan.
2) Toleransi terhadap ambiguitas
a) Kebutuhan yang tinggi untuk menstruktur informasi dengan cara meminimalkan
ambiguitas
b) Kebutuhan yang rendah untuk menstruktur informasi, sehingga dapat memproses
banyak pemikiran pada saat yang sama.
Kombinasi dari kedua
dimensi diatas menghasilkan gaya pengambilan keputusan seperti:
1.
Direktif = toleransi ambiguitas rendah dan mencari rasionalitas. Efisien, mengambil
keputusan secara cepat dan berorientasi jangka pendek
2.
Analitik = toleransi ambiguitas tinggi dan
mencari rasionalitas. Pengambil keputusan yang cermat, mampu menyesuaikan diri
dengan situasi baru
3.
Konseptual = toleransi ambiguitas tinggi dan
intuitif. Berorientasi jangka panjang, seringkali menekan solusi kreatif atas
masalah
4.
Behavioral = toleransi ambiguitas rendah dan
intuitif. Mencoba menghindari konflik dan mengupayakan penerimaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka berikut adalah
upaya-upaya yang perlu ditempuh seperti:
1)
Cerna masalah
Sejalan dengan peran
kepemimpinan, maka terdapat perbedaan antara permasalahan tentang tujuan dan
metode. Dalam kondisi seperti ini peran pemimpin adalah mengambil inisiatif
dalam hubungannya dengan tujuan dan arah daripada metode dan cara.
2)
Identifikasi alternativ
Kemampuan untuk
memperoleh alternativ yang relevan sebanyak-banyaknya.
3)
Tentukan proritas
Memilih diantara
banyak alternativ adalah esensi dari kegiatan pengambilan keputusan.
4)
Ambil langkah
Upaya pengambilan
keputusan tidak berhenti pada tataran pilihan, melainkan berlanjut pada langkah
implementasi dan evaluasi guna memberikan umpan balik.
Pengambilan keputusan
merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak
pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada
pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan
dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi,
referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.
Dalam setiap pengambilan keputusan selalu diperlukan
kombinasi yang sebaik-baiknya dari :
a) Perasaan, firasat atau intuisi
b) Pengumpulan, pengolahan, penilaian dan interpretasi fakta-fakta secara
rasional – sistematis.
c) Pengalaman baik yang langusng maupun tidak langsung.
d) Wewenang formal yang dimiliki oleh pengambil keputusan.
Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin dapat
menggunakan metode – metode sebagai berikut :
a. Keputusan – keputusan yang sifatnya sederhana individual artinya secara
sendirian.
b. Keputusan – keputusan yang sifatnya seragam dan diberikan secara terus
menerus dapat diserahkan kepada orang – orang yang terlatih khusus untuk itu
atau dilakukan dengan menggunakan komputer.
c. Keputusan – keputusan yang bersifat rumit dan kompleks dalam arti menjadi
tanggung jawab masyarkat lebih baik diambil secara kelompok atau majelis.
Keputusan – keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab masalahnya menyangkut perhitungan – perhitungan secara teknis agae diambil dengan bantuan seorang ahli dalam bidang yang akan diambil keputusannya.
Keputusan – keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab masalahnya menyangkut perhitungan – perhitungan secara teknis agae diambil dengan bantuan seorang ahli dalam bidang yang akan diambil keputusannya.
Referensi :
Deviton JA., 1995 The Interpersonal Communication Book, 7th Ed.,
Hunter College of The City University of New York.
Greenberg J. & Baron RA., 1996 Behavior in Organizations: Understanding & Managing The Human
Side of Work, Prentice Hall International Inc.,
Hogg, M. A., & Vaughan, G. M. 2011. Social
psychology, 6th ed. Essex: Prentice Hall.
Muchlas M., 1998 Perilaku Organisasi, dengan Studi kasus Perumahsakitan,
Program Pendidikan Pasca Sarjana Magister Manajemen Rumahsakit, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Nortcraft GB and Neale MA., 1990 Organizational Behavior: A Management Challenge, The Dryden
Press, Rinehart & Winston Inc.
Robbins S., 1996 Organizational Behavior: Concepts, Controversies, and Applications.,
San Diego State Uniersity, Prentice Hall International Inc.
Robbins S., 1996 Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi dan Aplikasi, San
Diego State University, diterbitkan oleh PT Prenhalinddo, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar